TEMPO.CO, Jakarta - Bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno ikut menjadi pramusaji untuk melayani kaum dhuafa di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat 14 September 2018.
Baca juga: Tukar Dolar ke Rupiah, Sandiaga Uno Ajak Jokowi Ikuti Langkahnya
Selepas salat Jumat, Sandiaga Uno bersama Ketua Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mendatangi mobil prasmanan yang melayani makan siang gratis untuk kaum miskin itu.
Sandiaga Uno tampak grogi saat melayani kaum dhuafa yang mendatangi mobil prasmanan itu. "Mas Sandiaga ini takut dikira pencitraan," kata Dahnil saat ditemui wartawan di lokasi yang sama. Sandiaga lalu memasang badan di balik meja. Ia dan Dahnil mengenakan apron atau celemek koki berwarna cokelat bertuliskan Waroeng Makan Duafa Pemuda Muhammadiyah.
Satu per satu warga yang berbaris mengular panjang maju ke meja prasmanan, mendekati Sandiaga dan Dahnil. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut lalu mengambilkan mi dan ayam untuk orang-orang yang sudah mengantre. "Pakai mi dan ayam?" kata Sandiaga beberapa kali kepada pengantre yang berbeda.
Sajian makanan prasmanan untuk kaum dhuafa telah diadakan DPP Muhammadiyah sejak 4 tahun lalu. Hari ini, Sandiaga diajak bergabung menjadi pramusaji bukan tanpa makna khusus. Dahnil menyebut aksi ini sebagai simbol Sandiaga melayani rakyat dari berbagai lapisan. "Pemimpin itu harus terbiasa melayani rakyat, berdialog dengan rakyat," ujarnya.
Meski demikian, Dahnil menampik ajakannya tersebut merupakan bentuk dukungan untuk Sandiaga maju dalam kontestasi pilpres 2019. "Bukan dalam kapasitas saya untuk itu," ujarnya ketika ditanya awak media apakah akan merapatkan dukungan ke kubu Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Baca juga: Sandiaga Uno Minta Masyarakat Tidak Terpecah Akibat Rupiah Loyo
Sandiaga Uno pun berdalih, lawatannya ke pusat dakwah Muhammadiyah adalah murni untuk melempengkan niat beribadah. Ia mengatakan diajak melayani masyarakat secara langsung adalah bekal ilmu interaksinya dengan rakyat nanti.
Anjangsana ke Muhammadiyah, kata Sandiaga, juga dilakukan untuk berkonsultasi terkait isu-isu terkini yang bisa mengganggu kestabilan berbangsa. "Kami ingin berbincang supaya pemerintahan enggak terombang-ambing kepentingan," katanya.
Salah satu warga yang mengantre untuk dilayani Sandiaga, Kholil, 70 tahun, mengaku sengaja datang untuk bertemu langsung dengan cawapres usungan kubu Prabowo itu. Ia yang berasal dari Pasuruan mengatakan kehadirannya menemui Sandiaga adalah bentuk dukungan menjelang pilpres 2019. "Saya senang dengan beliau," katanya.